Mencari hakekat kebahagiaan
MENCARI HAKIKAT KEBAHAGIAN💞♥️🙂
Hidup adalah sebuah perjalanan, dan setiap perjalanan pasti akan menyisakan kisah baik suka maupun duka. Kisah ini bermula sejak tahun 2007, yang kala itu aku baru saja lulus dari sekolah SMA. Setelah lulus SMA aku memutuskan untuk mencari lapangan pekerjaan di kota, yang ada dalam benakku pada waktu itu adalah yang penting aku dapat pekerjaan apa saja yang halal dan mendapatkan gaji pasti setiap bulannya.
singkat cerita aku melakukan perjalanan menuju kota bandar Lampung, pada saat itu aku naik kereta dan duduk bersebelahan dengan seseorang yang berjubah dan bersorban, sedang menghafal kitab-kitab hadis. lalu orang tersebut bertanya "mau ke mana Kang? lalu aku menjawab ingin mencari pekerjaan di kota. Namun orang tersebut menatapku dengan penuh senyuman dan berkata "sebenarnya si akang ini tidak cocok mencari pekerjaan apalagi kerja ikut orang, tapi lebih cocok tinggal di pesantren menjadi santri sampai menjadi Ustadz" tutur beliau.
Perkataan orang tersebut terus terngiang-ngiang pada saat itu. Namun karena dari awal kepergianku diniatkan untuk mencari pekerjaan dan mendapatkan rupiah maka aku terus mewujudkan niatku tersebut. Walhasil sejak tahun 2007 sampai 2009 aku mendapatkan pekerjaan dan gaji tetap setiap bulannya, tetapi anehnya selama 3 tahun tersebut aku tidak pernah betah di tempat pekerjaanku. Setiap 4 bulan sekali, 3 bulan sekali, bahkan sebulan sekali, aku selalu resign dari pekerjaanku karena tidak betah. Padahal pada waktu itu pekerjaan dan gajinya sudah tetap.
Pengalaman inilah yang menjadi kegalauan hatiku pada waktu itu, aku sering berpikir apalah yang kurang dari semua ini. Di penghujung tahun 2009 tiba-tiba teringat pesan seorang pria berjubah dan bersorban yang pernah bertemu di kereta pada waktu itu. Pada saat itu aku meyakini bahwa inilah jawabanya yang menjadi kekuranganku selama ini. Dan pada saat itu juga saya bertekad dan berkomitmen untuk benar-benar hijrah untuk masuk ke dalam dunia pesantren, karena belum tahu ingin hijrah ke peantren mana, aku memutuskan untuk pulang ke daerah kabupaten way kanan (dulu Lampung Utara).
Nah karena sejak SMA aku sudah mengenal pesantren Hidayatullah way tuba kabupaten way kanan, yang saat itu dipimpin langsung oleh ustad Ahmad Syaifullah, akhirnya aku silaturahim ke tempat beliau dan menyampaikan pengalaman yang aku alami pada waktu itu dan minta masukan kepada beliau.
Lalu beliau memberikan masukan untuk tinggal dulu di pesantren itu, bermula dari sinilah aku mulai belajar mengaji belajar mengikuti ritme di dunia pesantren, meskipun pada saat itu santri mukimnya cuman aku sendiri.
Ada banyak hal yang aneh ketika mulai hijrah di pesantren ini, di saat aku sudah mulai kehilangan pekerjaanku, tidak punya lagi gaji tetap setiap bulannya, tetapi anehnya hati ini terasa tentram tinggal di pesantren ini, meskipun secara duniawi sangat tidak menjanjikan. Di momen inilah aku semakin yakin bahwa inilah habitatku yang sesungguhnya. Ibarat ikan, ia akan akan bertahan hidup dan menemukan dunianya ketika ia berada di dalam air.
Dari perjalanan kisah inilah aku bisa mengambil sebuah kesimpulan bahwa, jika kita ingin menemukan hakikat kebahagiaan maka kita harus dekat dengan Dzat yang memberikan kebahagiaan itu sendiri, jika kita ingin menemukan ketenangan hidup, maka perbanyaklah mengingat Allah, karena hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan menjadi tenang.
Untuk menjaga stabilisasi keimanan dan ghiroh dakwah kita tentu kita harus mempunyai sebuah komunitas atau kumpulan orang-orang sholeh, yang se-visi dan se-misi dengan kita dalam hal saling menguatkan ukhuwah, saling mengingatkan dalam hal kebenaran dan kesabaran.
Semoga kisah ini memberikan inspirasi dan motivasi kepada sobat-sobat semua yang saat ini sedang mencari hakikat kebahagiaan atau yang saat ini sedang berhijrah di jalan dakwah. Semoga Allah senantiasa menjaga keikhlasan dan keistiqomahan amal sholeh kita semua.
📝 Den Bagus Al Fatih
Komentar
Posting Komentar